MAKALAH
KETERBATASAN ENERGI
DAN DAMPAKNYA BAGI
KEHIDUPAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Energi erat kaitannya dengan alam
dan teknologi. Dari alamlah energi dihasilkan dan dengan teknologi energi akan
dapat digunakan secara optimal. Saat ini kebutuhan energi sangat meningkat, hal
ini di pengaruhi adanya peningkatan pertambahan penduduk dan aktivitas manusia.
Ketidakseimbangan permintaan dan penawaran energi yang didorong pesatnya laju
pertambahan penduduk dan perkembangan industri dunia, mengakibatkan terkurasnya
cadangan energi, khususnya energi fosil yang merupakan sumber energi utama
dunia.
Banyak negara di dunia yang sudah
mulai sadar dan khawatir akan krisis energi yang mengerikan ini. Sehingga tidak
ada jalan lain yang bisa ditempuh kecuali dua hal utama yaitu gerakan
penghematan energi dan program penemuan sumber energi baru. Dua program besar
inilah saat ini menjadi perhatian besar bagi beberapa negara maju seperti
Jepang, Amerika, Jerman dan lain-lain. Krisis energi ini juga dialami pada
negara Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sumber
energi adalah yang dapat menghasilkan energi, baik secara langsung maupun
melalui proses konversi. Adapun sumber daya energi adalah sumber daya alam yang
dapat dimanfaatkan baik sebagai sumber energi maupun sebagai energi.
Berdasarkan ketersediaannya, sumber energi diklasifikasikan menjadi dua macam
yaitu energi terbarukan (reneweble energy) dan energi tak terbarukan (non
reneweble energy).
1.
Sumber
energi terbarukan, adalah sumber energi yang bisa diperbarui sehingga dalam
penggunaannya dapat dengan cepat dan mudah didapatkan. Pemanfaatan sumber
energi terbarukan dapat dalam jangka waktu yang lama dan berkelanjutan. Sumber
energi ini memiliki kelebihan tidak mencemari lingkungan. Contoh: energi
matahari/surya, energi panas bumi, energi angin, dan energi air.
2.
Sumber
energi tak terbarukan, adalah sumber energi dari sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui artinya ketersediaannya di alam ini terbatas karena proses
pembentukannya yang memerlukan waktu yang sangat lama. Dalam memanfaatkan
energi tak terbarukan harus sangat diperhatikan jumlahnya di alam serta
dampaknya bagi lingkungan. Contoh: minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
B. Kegunaan
energi
1.
Penggunaan
energi untuk keperluan industri
Berbagai industri
baik industri kecil maupun besar memerlukan sumber energi dalam proses
produksinya. Sumber industri yang biasa digunakan adalah minyak bumi, batu
bara, atau gas alam. Untuk industri kecil tak jarang juga memanfaatkan sumber
energi dari kayu bakar untuk bahan bakar.
2.
Penggunaan Energi untuk Keperluan Rumah Tangga
Skala rumah tangga
juga memerlukan bahan bakar dalam kegiatan sehari-hari. Untuk sekarang ini
pemanfaatan energi dalam rumah tangga antara lain energi listrik dan gas untuk
memasak.
3.
Penggunaan
Energi untuk Keperluan Transportasi
Sektor transportasi
juga salah satu sektor yang memanfaatkan banyak energi tak terbarukan. Hal ini
karena bahan bakar untuk kendaraan di Indonesia masih didominasi oleh bahan
bakar minyak (BBM). Penggunaan untuk sektor transportasi juga menimbulkan
beberapa masalah yaitu menimbulkan pencemaran udara.
4.
Penggunaan
Energi untuk Keperluan Komersial
Penggunaan energi
untuk komersial seperti sektor perhotelan, rumah sakit, ataupun rumah makan
antara lain listrik, elpiji, BBM, dan gas bumi.
C. Solusi
penanggulangan keterbatasan energi
Krisis energi dan berbagai
pencemaran yang berdampak sangat negatif bagi lingkungan dan kehidupan manusia
mengharuskan kita mencari solusi untuk mengatasau permasalahan tersebut. Secara
umum solusi untuk mengatasi permasalahan akibat energi antara lain sebgai
berikut.
1.
Penghematan
Energi
Dengan cara melakukan
penghematan energi dapat mengatasi krisis energi. Penghematan energi dapat
menyebablan berkurangnya biaya, meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara,
keamanan pribadi, dan kenyamanan. Selain itu, dengan mengurangi emisi
penghematan emisi penghematan energi merupakan bagian penting dari mencegah
atau mengurangi perubahan iklim.
2.
Pemanfaatan
Sumber Energi Terbarukan sebagai Sumber Energi Alternatif
Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki potensi energi terbarukan yang sangat melimpah. Namun,
pada kenyataannya potensi sumber energi terbarukan masih belum dimanfaatkan
secara maksimal. Hal ini disebabkan karena saat ini Indonesia masih bergantung
pada sumber energi fosil yang sudah jelas menyajikan masalah besar. Sumber
energi fosil yang ketersediaannya di alam sangat terbatas juga dapat
menyebabkan polusi udara, air dan tanah, serta menghasilkan gas rumah kaca yang
berkontribusi terhadap pemanasan global.
Peraturan Pemerintah No 5 Tahun
2006 tentang Kebijakan Energi Nasional menunjukan bahwa kebijakan pemerintah
juga masih kurang mendukung terhadap pemanfaatan energi alternatif atau
terbarukan untuk tahun 2025 yang hanya sekitar 15%. Hal ini dapat dilihat dalam
bab II Pasal 2 Peraturan Pemerintahan bahwa target konsumsi energi yang
digunakan di Indonesia pada tahun 2025 antara lain sebagai berikut:
1.
Minyak
bumi kurang dari 20%
2.
Gas
bumi lebih dari 33%
3.
Batu
bara lebih dari 5%
4.
Biofuel
lebih dari 5%
5.
Panas
bumi lebih dari 5%
6.
Energi
baru terbarukan lainnya, khususnya biomassa, nuklir, tenaga air skala kecil,
tenaga surya dan angin lebih dari 5%.
7.
Bahan
bakar lain yang berasal dari pencarian batu bara lebih dari 2%
D.
Pembangkit Listrik
Pengertian Pembangkit
Listrik
Seperti yang telah dikatakan tadi
bahwa pembangkit listrik adalah alat yang dapat menghasilkan energi listrik.
Inti dari sebuah pembangkit listrik adalah generator. Generator merupakan alat
atau mesin berputar yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Macam Macam Pembangkit Listrik
Saat ini ada banyak sekali jenis
pembangkit listrik baik yang ada di Indonesia maupun luar negeri. Beberapa
diantaranya adalah pembangkit listrik tenaga uap, tenaga air, tenaga surya atau
matahari, tenaga gas, dan masih banyak lagi yang lain. Berikut detail
informasinya.
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA)
Pembangkit listrik tenaga air
atau yang lebih akrab disebut dengan PLTA merupakan pembangkit listrik yang
memanfaatkan aliran air untuk menggerakkan turbin pada generatornya. Pembangkit
listrik ini sangat erat kaitannya dengan bendungan. Air dibendung kemudian
dialirkan dan menggerakkan turbin generator sehingga menghasilkan energi
listrik.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap
alias PLTU adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan uap hasil pemanasan
ketel uap alias boiler untuk menggerakkan turbin pada generator. Jadi energi
utama yang digunakan pada PLTU adalah bahan bakar yang nantinya digunakan untuk
memanaskan air sehingga menimbulkan uap penggerak turbin generator penghasil
listrik.
3. Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS)
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
atau PLTS adalah pembangkit listrik yang sering digunakan di skala rumahan.
Prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga surya adalah memanfaatkan panel
surya atau solar cell untuk menyimpan energi listrik dari panas ke dalam
baterai. Energi listrik tersebut dapat digunakan sewaktu-waktu saat dibutuhkan.
4. Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG)
Pembangkit Listrik Tenaga Gas
atau yang juga dikenal dengan nama PLTG adalah pembangkit listrik listrik yang
memanfaatkan tekanan gas sebagai penggerak turbin generator. Gas yang berada
dalam ruang bakar akan memiliki tekanan tinggi yang mampu menggerakkan turbin.
Pembangkit listrik jenis ini menggunakan bahan bakar baik cair maupun gas.
5. Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP)
Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi atau PLTP adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan panas uap bumi untuk
menggerakkan turbin. Sebenarnya prinsip kerja dari PLTP sama seperti PLTU.
Hanya saja, uap panas yang dihasilkan langsung dari bumi. Jadi PLTP banyak
ditemukan di pegunungan yang dekat dengan kawah berapi.
6. Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD)
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
atau yang juga biasa disebut dengan PLTD adalah pembangkit listrik yang
menggunakan bahan bakar solar. Biasanya pembangkit listrik jenis ini hanya
digunakan untuk skala rumahan saja. Putaran pada poros diesel dapat menggerakkan
generator sehingga menghasilkan energi listrik.
7. Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN)
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
alias PLTN merupakan pembangkit listrik yang bahan bakarnya menggunakan reaksi
pembelahan inti urianium dalam reaktor nuklir. Jadi lebih ramah lingkungan
dibanding dengan menggunakan bahan bakar seperti batubara, minyak, gas, dan
lainnya. Prinsip kerja dari PLTN ini tak berbeda dari pembangkit listrik
konvensional.
8. Pembangkit Listrik Tenaga Gas
dan Uap (PLTGU)
adalah gabungan antara PLTG
dengan PLTU, dimana panas dari gas buang dari PLTG digunakan untuk menghasilkan
uap yang digunakan sebagai fluida kerja di PLTU. Dan bagian yang digunakan
untuk menghasilkan uap tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam Generator).
PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi
panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang
bermanfaat. Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara PLTG
dan PLTU. PLTU memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasil
pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam
Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang
akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling). Gas yang dihasilkan dalam
ruang bakar pada Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan
kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya
dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam).
Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya.
Prinsip Kerja PLTGU
Prinsip kerja PLTG adalah sebagai
berikut, mula-mula udara dimasukkan kedalam kompresor dengan melalui air filter
/ penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk ke dalam kompresor
tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar
untuk dibakar bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar menentukan
apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak.
Jika menggunakan BBG, gas bisa
langsung dicampur dengan udara untuk dibakar. Tapi jika menggunakan BBM harus
dilakukan proses pengabutan dahulu pada burner baru dicampur udara dan dibakar.
Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan
bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke
turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang
memutar generator untuk menghasilkan listrik.
Setelah melalui turbin sisa gas
panas tersebut dibuang melalui cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke
turbin bersuhu tinggi, maka pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin
dengan udara pendingin dari lubang udara pada turbin.Untuk mencegah korosi
akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak boleh
mengandung logam Potasium, Vanadium, dan Sodium yang melampaui 1 part per mill
(ppm).
9.Pembangkit Listrik Mikrohidro
9.Pembangkit Listrik Mikrohidro
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH),
adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai
tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam
dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri
dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis,
mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi),
turbin dan generator. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang
memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan
energi potensial jatuhan air (head).Semakin tinggi jatuhan air maka semakin
besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping
faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh
dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air
dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya
dibagun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air
mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah
menjadi energi listrik oleh sebuah generator. Mikrohidro bisa memanfaatkan
ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5
meter dapat dihasilkan listrik 400 watt. Relatif kecilnya energi yang
dihasilkan mikrohidro dibandingkan dengan PLTA skala besar, berimplikasi pada
relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna
instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu
keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Perbedaan
antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mikrohidro terutama pada
besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA di bawah ukuran 200 KW
digolongkan sebagai mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit mikrohidro
cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah
terpencil dan pedesaan.
Beberapa keuntungan
yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga listrik mikrohidro adalah sebagai
berikut:
Ø
Dibandingkan dengan
pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini cukup murah karena menggunakan
energi alam.
Ø
Memiliki konstruksi
yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan tenaga
terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan.
Ø
Tidak menimbulkan
pencemaran.
Ø
Dapat dipadukan
dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
Ø
Dapat mendorong
masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga ketersediaan air
terjamin.
1. Waduk (reservoir)
Waduk adalah danau yang
dibuat untuk membandung sungai untuk memperoleh air sebanyak mungkin sehingga mencapai
elevasi.
2. Bendungan (dam)
Dam berfungsi
menutup aliran sungai – sungai sehingga terbentuk waduk.Tipe bendungan harus
memenuhi syarat topografi, geologi dan syarat lain seperti bentuk serta model
bendungan.
3. Saringan (Sand trap)
Saringan ini dipasang
didepan pintu pengambilan air, berguna untuk menyaring kotoran – kotoran atau
sampah yang terbawa sehingga air menjadi bersih dan tidak mengganggu
operasi mesin PLTMH.
4. Pintu pengambilan air
(Intake)
Pintu Pengambilan Air adalah
pintu yang dipasang diujung pipa dan hanya digunakan saat pipa pesat
dikosongkan untuk melaksanakn pembersihan pipa atau perbaikan.
5. Pipa pesat (penstok)
Fungsinya untuk mengalirkan
air dari saluran pnghantar atau kolam tando menuju turbin. Pipa pesat mempunyai
posisi kemiringan yang tajam dengan maksud agar diperoleh kecepatan dan tekanan
air yang tinggi untuk memutar turbin. Konstruksinya harus diperhitungkan agar
dapat menerima tekanan besar yang timbul termasuk tekanan dari pukulan air.
6. Katub utama (main value atau
inlet value)
Katub utama dipasang
didepan turbin berfungsi untuk membuka aliran air, Menstart turbin atau menutup
aliran (menghentikan turbin). Katup utama ditutup saat perbaikan turbin atau
perbaikan mesin dalam rumah pembangkit. Pengaturan tekanan air pada katup utama
digunakan pompa hidrolik.
7. Power House
Gedung Sentral
merupakan tempat instalasi turbin air,generator, peralatan Bantu, ruang
pemasangan, ruang pemeliharaan dan ruang control.
Beberapa instalasi PLTMH dalam rumah
pembangkit adalah :
a. Turbin,
merupakan salah satu bagian penting dalam PLTMH yang menerima energi potensial
air dan mengubahnya menjadi putaran (energi mekanis). Putaran turbin
dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik.
b. Generator,
generator yang digunakan adalah generator pembangkit listrik AC. Untuk memilih
kemampuan generator dalam menghasilkan energi listrik disesuaikan dengan
perhitungan daya dari data hasil survei. Kemampuan generator dalam menghasilkan
listrik biasanya dinyatakan dalam Volt Ampere (VA) atau dalam Kilo Volt Ampere
(kVA).
c.
Penghubung turbin dengan generator,
penghubung turbin dengan generator atau sistem transmisi energi mekanik ini
dapat digunakan sabuk atau puli, roda gerigi atau dihubungkan langsung pada
porosnya.
1) Sabuk atau puli digunakan jika
putaran per menit (rpm) turbin belum memenuhi putaran rotor pada
generator, jadi puli berfungsi untuk menurunkan atau menaikan rpm motor
generator.
2) Roda gerigi mempunyai sifat yang
sama dengan puli
3) Penghubung langsung pada poros
turbin dan generator, jika putaran turbin sudah lama dengan putaran rotor pada
generator.
Ø
Perhitungan Teknis
Potensi daya mikrohidro
dapat dihitung dengan persamaan daya:
(P) = 9.8 x Q x Hn x ŋ;
di mana:
P = Daya (kW)
Q = debit aliran
(m/s)
Hn = Head net (m)
9.8 = konstanta
gravitasi
ŋ = efisiensi
keseluruhan.
Misalnya, diketahui data
di suatu lokasi adalah sebagai berikut:
Q = 300 m3/s2, Hn
= 12 m dan h = 0.5. Maka,besarnya potensi daya (P) adalah:
P = 9.8 x Q x Hn x
h
= 9.8 x 300 x 12 x 0.5
= 17 640 W
= 17.64 kW
D.
DAMPAK PENGGUNAAN SUMBER ENERGI TERHADAP LINGKUNGAN
Ø Dampak Terhadap Udara dan Iklim
1.Selain menghasilkan nergy, pembakaran sumber nergy
fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain
karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NO2),dan sulfur dioksida (SO2) yang
menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
2.Emisi NO2 (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas
NO2 ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NO2 berasal dari kegiatan
manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan
transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan
mikroorganisme yang 3.mengurai zat organik). Di udara, sebagian NO2
tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya
hujan asam.
4.Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas
SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan
logam. Seperti kadar NO2di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal
dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam
sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
5.Emisi gas NO2 dan SO2 ke udara dapat bereaksi
dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4)
yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan
tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan
normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan
perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan
asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan,
hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu
hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
6.Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan
oleh tingginya kadar gas NO2, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain
oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan
batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
7.Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas
karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah
kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan
pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah)
yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut
dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
8.Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke
udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur
utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah
kaca yang menyebabkan pemasanan global.
9.Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang
paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi.
Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk
mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh
minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton
Ø Dampak Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak
bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak,
misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan
tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran
perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
Ø Dampak Terhadap Tanah
Dampak penggunaan
energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara.
Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan
terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas.
Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga
bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut
tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
-
Sumber
energi adalah yang dapat menghasilkan energi.
- Penggunaan sumber energi secara umum atau
berdasarkan ketersediaannya baik itu energi terbarukan maupun tidak terbarukan
yaitu:
1. Penggunaan Energi untuk Keperluan Industri
2. Penggunaan Energi untuk Keperluan Rumah
Tangga
3. Penggunaan Energi untuk Keperluan
Transportasi
4. Penggunaan Energi untuk Keperluan Komersial
- Solusi untuk menghadapi keterbatasan energi
yaitu dengan cara penghematan energi dan pemanfaatan sumber energi terbarukan
sebagai sumber energi alternatif.
B.
Saran
-
Sebagai
makhluk hidup yang membutuhkan energi kita harus peduli akan keterbatasan
energi dan memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan.
-
Kita
harus mengetahui apa saja yang tepat untuk penggunaan energi serta mencari
solusi yang tepat mengenai keterbatasan energi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar